Menganalisa masalah-masalah sosial di masyarakat
Menganalisa
masalah-masalah sosial yang ada di masyarakat
Masalah sosial adalah
perbedaan antara harapan dan kenyataan atau sebagai kesenjangan antara situasi
yang ada dengan situasi yang seharusnya (jenssen,1992). Masalah sosial
dipandang oleh sejumlah orang dalam masyarakat sebagai suatu kondisi yang tidak
diharapkan oleh siapa pun .
A. Pengertian Masalah Sosial Menurut
Pakar
Masalah
sosial adalah suatu masalah yang berhubungan dengan nilai-nilai sosial dan
lembaga-lembaga kemasyarakatan. Mengapa dikatakan sebagai masalah sosial karena
berkaitan dengan gejala-gejala yang menggangu ketentraman di dalam masyarakat.
Dengan demikian masalah sosial menyangkut nilai nilai sosial yang mencakup segi
moral, karena untuk dapat mengklasifikasi suatu persoalan sebagai masalah
sosial harus digunakan penilaian sebagai pengukurannya.
1. Pengertian Masalah Sosial menurut pendapat Soerjono Soekanto, Masalah Sosial adalah
suatu ketidaksesuaian yang terjadi antara unsur-unsur kebudayaan atau
masyarakat, dimana ketidaksesuaian tersebut dapat membahayakan kehidupan
kelompok sosial masyarakat.
2. Menurut Bulmer dan Thompson, Pengertian
Masalah Sosial ialah suatu kondisi yang terjadi dimana dapat mengancam
nilai-nilai di dalam masyarakat, sehingga dapat berakibat pada sebagian besar
dari anggota masyarakat.
3. Martin S. Weinberg
mengemukakan pengertian masalah sosial, Masalah
Sosial merupakan situasi yang dinyatakan sebagai keadaan yang bertentang
dengan nilai-nilai oleh warga masyarakat yang cukup penting, dimana masyarakat
sepakat melakukan suatu tindakan guna mengubah situasi tersebut.
4. Pengertian Masalah Sosial menurut Lesli adalah suatu kondisi yang berpengaruh
terhadap kehidupan sebagai besar warga masyarakat sebagai sesuatu yang tidak
diinginkan dan karenanya perlu tindakan untuk mengatasi atau memperbaikinya.
5. Menurut Soetomo, Pengertian Masalah Sosial ialah suatu kondisi yang tidak
diingingkan terjadi oleh sebagai besar dari warga masyarakat.
Dari
pengertian masalah sosial yang diungkapkan para pakar diatas, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa Masalah Sosial adalah suatu kondisi yang
tidak diingingkan ada di dalam masyarakat karena dapat mengganggu ketentraman
masyarakat dan diperlukan adanya tindakan sebagai hasil dari kesepakatan
bersama untuk mengatasi atau memperbaikinya.
Masalah sosial
merupakan persoalan karena menyangkut tata kelakuan yang bersifat immoral,
berlawanan dengan hukum yang bersifat merusak. Masalah masalah sosial tidak
akan mungkin ditelaah tanpa mempertimbangkan ukuran-ukuran masyarakat mengenai
apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk.
Masalah
Sosial merupakan hasil dari proses perkembangan masyarakat, hal ini berarti
bawah masalah memang sewajarnya timbul apabila tidak diinginkan adanya
hambatan-hambatan terhadap penemuan-penemuan baru atau gagasan baru. Banyak
perubahan-perubahan dalam masyarakat yang bermanfaat, walaupun mungkin
mengakibatkan kegoncangan-kegoncangan terutama bila perubahan berlangsung
dengan cepat dan terus-menerus.
Masalah sosial merupakan masalah yang timbul akibat dari
interaksi sosial antara individu, antara individu dengan kelompok atau antara
kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial berkisar pada ukuran nilai adat
istiadat, ideologi dan tradisi yang ditandai dengan suatu proses sosial yang
disosiatif.
Masalah
sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau
masyarakat, dimana dapat membahayakan kehidupan kelompok sosial atau menghambat
terpenuhinya keinginan-keinginan pokok warga kelompok sosial tersebut yang
menyebabkan kepincangan ikatan sosial. Suatu keadaan yang normal terdapat
integrasi serta keadaan yang sesuai pada hubungan-hubungan antara unsur-unsur
masyarakat atau unsur-unsur kebudayaan. Apabila antara unsur-unsur tersebut
terjadi bentrokan atau ketidaksesuaian, maka hubungan-hubungan sosial akan
terganggu yang mengakibatkan kegoyahan dalam kehidupan kelompok.
B. Karakteristik Masalah Sosial
- Kondisi yang dirasakan banyak orang.
Suatu masalah baru
dapat dikatakan sebagai masalah sosial apabila kondisinya dirasakan oleh banyak
orang.Namun,tidak ada batasan mengenai berapa jumlah orang yang harus merasakan
masalah tersebut. Jika suatu masalah mendapat perhatian
dan pembicaraan yang lebih dari satu orang, masalah tersebut adalah masalah sosial.
- Kondisi yang dinilai tidak menyenangkan.
Menurut paham hedonisme,
orang cenderung mengulang sesuatu yang menyenangkan dan menghindari sesuatu
yang tidak mengenakkan. Orang senantiasa menghindari masalah, karena masalah
selalu tidak menyenangkan.Penilaian masyarakat sangat menentukan suatu masalah
dapat dikatakan sebagai masalah sosial.
- Kondisi yang menuntut perpecahan.
Suatu kondisi yang
tidak menyenangkan senantiasa menuntut pemecahan. Umumnya, suatu kondisi
dianggap perlu dipecahkan jika masyarakat menganggap masalah tersebut perlu
dipecahkan. Pada waktu lalu, masalah kemiskinan
tidak dikategorikan sebagai masalah sosial, karena waktu itu masyarakat
menganggap kemiskinan sebagai sesuatu yang alamiah dan masyarakat belum mampu
memecahkannya. Sekarang, setelah masyarakat memiliki pengetahuan
dan keterampilan untuk menggulangi kemiskinan,
kemiskinan ramai diperbicangkan dan diseminarkan, karena dianggap sebagai
masalah sosial.
- Pemecahan masalah tersebut harus diselesaikan melalui aksi secara kolektif.
Masalah sosial berbeda
dengan masalah individual.[Masalah individual dapat diatasi secara
individual, tetapi masalah sosial hanya dapat diatasi melalui rekayasa sosial
seperti aksi sosial, kebijakan sosial
atau perencanaan sosial, karena penyebab dan akibatnya bersifat
multidimensional dan menyangkut banyak orang.
C. Kemunculan Masalah Sosial Merupakan Akibat Dari
1. Sebagai akibat dari perubahan sosial
Perubahan demografi (pertumbuhan atau pengurangan
atau perubahan dalam susunan penduduk), perubahan ekologi (perubahan dalam relasi antara
(penduduk dengan lingkungannya), perubahan kultural (perubahan dalam relasi untuk
memproduksi hasil ciptaan manusia, termasuk perubahan teknologi, dan perubahan struktur (perubahan organisasi dan relasi-relasi sosial).
Perubahan-perubahan yang alami umumnya tidak banyak mendapatkan sorotan atau tanggapan
karena dianggap wajar. Sedangkan perubahan yang terencana sering menimbulkan
kritik tajam bila tidak menemukan apa yang diharapkan atau timbulnya masalah sosial
akibat tidak sesuainya harapan dan kenyataan.
2. Sebagai akibat dari pembangunan sosial
Pembangunan sosial adalah suatu proses perubahan
sosial yang terencana dan dirancang untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat
sebagai suatu keutuhan, dimana pembangunan ini dilakukan untuk saling
melengkapi dengan dinamika proses pembangunan ekonomi. Namun, ketika proses
perubahan ini tidak berjalan sesuai dengan rencana, maka tujuan dari
pembangunan ini tidak akan terwujud, yang kemudian dapat menimbulkan masalah sosial
bagi masyarakat yang menjadi target pembangunan ini.
D. Beberapa Contoh Masalah Sosial
1.
Kemiskinan
Yaitu merupakan suatu keadaan yang dimana terjadi ketidak
mampuan untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar dalam kehidupan, diantaranya
seperti: sandang, pangan dan papan. Kemiskinan bukan hanya terjadi di
daerah-daerah plosok saja akan tetapi dapat terjadi juga di daerah perkotaan.
Kemiskinana dapat disebabkan oleh factor pribadi, geografis, ekonomi dan factor
social.
a.
Kemiskinan karena factor pribadi
·
sakit
·
kecelakaan
·
buta huruf
·
kemalasan
·
pemborosan
·
demoralisasi moral
b.
kemiskinan karena factor geografis
·
iklim dan cuaca yang kurang baik
·
tidak adanya sumber daya alam yang
memadai
·
bencana alam
c.
kemiskinana karena factor ekonomis
·
pengangguran
·
depresi ekonomi
·
distribusi kekayaan yang tidak
merata
·
penyebab pertanian
·
penimbunan kekayaan yang tidak
produktif
d.
kemiskinana karena factor social
·
sistem pendidikan yang kurang
memadai
·
perumahan yang tidka cukup
·
sala kelola rumah tangga
2. Pengangguran
Pengangguran merupakan salah satu contoh dari
permasalahan sosial saat ini, meningkatnya jumlah pengangguran biasanya
disebabkan oleh jumlah penduduk yang semakin meningkat sedangkan jumlah
lapangan kerja yang masih terbatas atau masih sedikit, hal seperti ini harus
segera di atasi oleh pemerintah dengan cara menyediakan lapangan kerja yang
banyak supaya dapat mengurangi jumlah pengangguran. Bukan hanya pemerintah saja
yang harus bsa menyediakan lapangan kerja, namun bagi mereka yang memiliki
pendidikan tinggi dan skill sebaiknya bisa membuat atau menyediakan lapangan
kerja juga bagi masyarakat.
3. Masalah
pada pendidikan
Kurangnya pendidikan merupakan salah satu masalah sosial
yang terjadi dalam masyarakat, misalnya seperti banyak anak-anak membantu orang
tuanya untuk mencari nafkah, hal ini disebabkan karena ketidakmampuan mereka
dalam membiayai sekolah. Akibatnya mereka tidak memiliki keahlian dan
keterampilan dalam bekerja.
4.
Kenakalan remaja
Kenakalan remaja merupakan permasalahan sosial yang sering terjadi
karena kurangnya pengawasan orang tua, terpengaruh oleh lingkungan, dan
kurangnya minat akan pendidikan. Dari banyaknya kasus criminal yang dilakukan
oleh remaja, masalah yang paling sering terjadi seperti tawuran, merokok,
mengkonsumsi alkohol, seks bebas, penyalahgunaan narkotika, kebut-kebutan
dijalan yang dapat menggangu lalu lintas dan masyarakat sekitar hingga dapat
merenggut korban jiwa dan menyebabkan kecelakaan.
5.
Kriminalitas
Kriminalitas adalah suatu bentuk penyimpangan, khususnya
perilaku yang melanggar hukum pidana tertentu. Tindakan criminal bukanlah
bawaan lahir dan dilakukan oleh pria ataupun wanita dari beragam usia, mulai
dari anak-anak sampai dewasa, bahkan dari mereka yang berusia lanjut. Tindakan
criminal dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Beberapa contoh dari
tindakan criminal adalah seperti pencurian, perampokan, pembunuhan, penculikan,
dan lain sebagainya.
Beberapa
factor yang menyebabkan timbulnya kejahatan atau kriminalitas :
1)
terjadinya perubahan sosial,
ekonomi, politik
2)
pemerintahan yang lemah dan korup
3)
sikap mental yang keliru
4)
masalah kependudukan dan kesulitan
ekonomi
5)
kurangnya model (teladan) dan orang
yang dituakan (senior)
Penanggulangan segala bentuk tindakan criminal dapat
dilakukan dengan cara preventif (sebelum kejadian) ataupun represif (setelah
kejadian). Preventif adalah cara penanggulangan dengan pola mencegah, seperti
imbauan atau penyuluhan. Cara represif adalah cara penanggulangan denga pola
keras, seperti penangkapan, pemenjaraan sampai pada penembakan atau pembunuhan.
6.
Kesenjangan sosial-ekonomi
Secara etimologis, kesenjangan berarti tidak seimbang, tidak
simetris, atau berbeda. Kesenjangan sosial mengacu pada cara pengkategorian
orang berdasarkan karakteristik, seperti usia, jenis kelamin, kelas dan etnisitas
berkaitan dengan akses ke berbagai layanan dan produk sosial, seperti pasar
tenaga kerja, sumber pendapatan, pasar perumahan, pendidikan dan system
kesehatan dan bentuk-bentuk perwakilan dan partisipasi politik. Kesenjangan
sosial ini dibentuk oleh berbagai factor structural seperti, lokasi geografis,
atau status kewarganegaraan, dan oleh wacana dan identitas budaya.
Kesenjangan sosial ekonomi mengacu pada kontras antara
kondisi ekonomi orang yang berbeda atau kelompok yang berbeda dalam masyarakat
yang melaksanakan pembangunan atau modernisasi. Hal ini terjadi karena kurang
adanya kesempatan untuk memperoleh sumber pendapatan, kesempatan bekerja,
kesempatan berusaha, dan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan. Semakin
besar perbedaan untuk mendapat kesempatan-kesempatan tersebut, semakin besar
pula tingkat kesenjangan sosial ekonomi yang terjadi di masyarakat, demikian
sebaliknya.
Factor-faktor
yang menyebabkan kesenjangan ekonomi :
a.
menurunnya pendapatan perkapita
sebagai akibat pertumbuhan penduduk yang relative tinggi tanpa diimbangi
produktivitas.
b.
Ketidakmerataan pemangunan antar
daerah sebagai akibat kebijakan politik dan kekurangsiapan SDM.
c.
Rendahnya mobilitas sosial sebagai
akibat sikap mental tradisional yang kurang menyukai persaingan dan
kewirausahaan.
7.
Ketidakadilan dan perilaku tidak
disiplin
Ketidakadilan pada umumnya menyangkut masalah pembagian
sesuatu terhadap hak seseorang atau kelompok yang dilakukan secara tidak
proporsional. Dikatakan ketidakadilan karena adanya perbedaan pembagian suatu
hak seseorang, atau adanya perampasan suatu hak seseorang yang dilakukan secara
paksa. Contohnya pada hak asasi manusia yang dimiliki setiap orang.
Beberapa
bentuk ketidakadilan :
a.
Stereotip adalah pemberian sifat
tertentu secara subjektif terhadap seseorang berdasarkan kategori kelompoknya.
Stereotip merupakan salah satu bentuk prasangka berdasarkan kategori ras, jenis
kelamin, kebangsaan, dan tampilan komunikasi verbal maupun non verbal.
b.
Marginalisasi adalah proses
pemutusan hubungan kelompok-kelompok tertentu dengan lembaga sosial utama,
seperti struktur ekonomi, pendidikan dan lembaga sosial ekonomi lainnya.
Kelompok atau individu yang marginal sering dikecualikan dalam layanan,
program, dan kebijakan.
c.
Subordinasi atau penomorduaan adalah
pembedaan perlakuan terhadap identitas sosial tertentu. Dimana umumnya yang
menjadi kelompok subordinasi adalah kelompok minoritas.
d.
Dominasi adalah suatu kondisi yang
dialami oleh orang-orang atau kelompok untuk sejauh bahwa mereka bergantung
pada hubungan sosial dimana beberapa orang atau kelompok lain memegang
kekuasaan sewenang-wenang atas mereka. Ada beberapa bentuk dominasi
diantaranya, perbudakan, rezim diskriminasi sistematis terhadap kelompok minoritas,
rezim politik kolonia, despotism, totalitarianism, kapitalisme, dan feodalisme.
Kemudian
perilaku tidak disiplin merupakan perilaku seseorang yang tidak berdasarkan
norma-norma, tidak tepat waktu, dan merupakan sikap mementingkan kepentingan pribadi.
Dalam hidup sehari-hari kita menjumpai banyak sekali perilaku tidak disiplin.
Kita ambil contoh keadaan di jalan raya. Salah satu penyebab terjadinya
kemacetan lalu lintas adalah perilaku tidak disiplin. Contoh perilaku tidak
disiplin di jalan raya antara lain sebagai berikut.
1. Menjalankan kendaraan melawan arus. Hal ini umumnya dilakukan pengendara sepeda motor.
2. Mengendarai sepeda motor di tempat yang bukan semestinya, misalnya di trotoar dan jalur cepat.
3.Pengandara mobil yang parkir sembarangan.
4. Angkot dan bis sering berhenti di sembarang tempat untuk menaikkan atau menurunkan penumpang.
5. Pejalan kaki menyebrang jalan meskipun rambu untuk pejalan kaki menyala merah. Banyak juga pejalan kaki yang menyeberang bukan pada tempat semestinya.
1. Menjalankan kendaraan melawan arus. Hal ini umumnya dilakukan pengendara sepeda motor.
2. Mengendarai sepeda motor di tempat yang bukan semestinya, misalnya di trotoar dan jalur cepat.
3.Pengandara mobil yang parkir sembarangan.
4. Angkot dan bis sering berhenti di sembarang tempat untuk menaikkan atau menurunkan penumpang.
5. Pejalan kaki menyebrang jalan meskipun rambu untuk pejalan kaki menyala merah. Banyak juga pejalan kaki yang menyeberang bukan pada tempat semestinya.
Masih banyak lagi contoh perilaku
tidak disiplin dalam masyarakat. Misalnya perilaku tidak disiplin menempatkan
sampah, tidak disiplin membayar pajak, tidak disiplin dalam antre, dan
lain-lain.
E. Inilah 4 Faktor yang Dapat Menimbulkan Masalah Sosial
Masalah sosial dalam kehidupan masyarakat sangatlah banyak
akan tetapi sebenarnya terdapat 4 (empat) faktor utama yang menyebabkan
timbulnya masalah sosial, yang diantaranya seperti berikut ini:
1.
Faktor Ekonomi
Masalah dalam ekonomi biasanya berupa masalah pengangguran,
kemiskinan dan lain-lain. Dalam masalah ini biasanya yang harus bertanggung
jawab adalah pemerintah, karena pemerintah kurang menyediakan lapangan
pekerjaan bagi masyarakat. Jika masyarakat mengalami permasalahan ini akan
mengakibatkan sangat rentannya anggota masyarakat untuk melakukan tindakan
kriminalitas dan kekurangan ekonomi dapat dijadikan suatu alasan atau
pembenaran dalam melakukan tindakan tersebut. Faktor ekonomi juga dapat
dijadikan sebagai acuan maju atau tidaknya suatu negara serta faktor ekonomi
dapat mempengaruhi masalah sosial pada aspek psikologis dan biologis
masyarakat.
2.
Faktor Budaya
Faktor ini maksudnya kebudayaan yang semakin berkembang
pada masyarakat akan mempunyai peran yang dapat memicu timbulnya masalah
sosial. Misalnya seperti pernikahan pada usia dini, kawin-ceraii, kenakalan
pada remaja dan lain-lain atau seperti saat ini negara kita sedang terus
menerus dimasuki budaya asing. Faktor ini harus mendapat perhatian secara
serius karena kebudayaan pada suatu negara dapat mencerminkan kebiasaan
masyarakatnya. Dengan mempelajari atau mendalami pendidikan agama mungkin dapat
mencegah, menyadarkan ataupun menyaring budaya asing yang masuk.
3.
Faktor Biologis
Selanjutnya adalah faktor biologis, faktor ini dapat menyebabkan
timbulnya masalah sosial misalnya seperti kurang gizi, penyakit menular dan
lain-lain. Hal ini terjadi karena kurangnya fasilitas-fasilitas kesehatan yang
layak dan dapat terjadi juga karena kondisi ekonomi maupun pendidikan
masyarakat yang tidak mencukupi. Jadi sebagian besar kondisi dari biologis
masyarakat mudah terjangkit penyakit, untuk solusinya mungkin pada saat ini
dengan cara meningkatkan fasilitas-fasilitas kesehatan dan memberikan
pengetahuan pada setiap anggota masyarakat tentang pencegahan serta memberi
pengetahuan tentang pentingnya pola hidup sehat maupun pentingnya menjaga
kebersihan lingkungan.
4.
Faktor Psikologis
Selain faktor diatas ada juga faktor psikologis, masalah
seperti ini dapat muncul jika psikologis suatu masyarakat sangat lemah. Faktor
psikologis juga dapat juga muncul jika beban hidup yang berat yang dirasakan
oleh masyarakat khususnya yang ada di daerah perkotaan, pekerjaan yang menumpuk
sehingga menimbulkan stress lalu dapat menimbulkan luapan emosi yang nantinya
dapat memicu konflik antar anggota masyarakat.
F. Cara Mengatasi dan Pengendalian Masalah Sosial
Adapun
beberapa cara untuk mengatasi masalah sosial, yang diantaranya sebagai berikut
ini:
- Dapat meningkatkan mutu dan pemerataan pendidikan.
- Dapat meningkatkan kesadaran sosial.
- Dapat menyediakan lapangan kerja yang banyak.
- Dapat meningkatkan pemerataan pembangunan atau fasilitas publik.
- Dapat mensosialisasilkan norma sosial dan nilai-nilai sosial.
- Dapat memajukan pelayanan dan fasilitas kesehatan bagi semua masyarakat.
- Dapat mensosialisasikan informasi-informasi yang positif baik secara langsung maupun melalui media sosial bagi masyarakat.
- Dapat memberikan sanksi sosial ataupun hukum yang tegas bagi yang melanggar, dan lain-lain.
Adapaun upaya pengendalian masalah sosial adalah sebagai berikut :
- Sosialisasi
Fromm (1994)
menyatakan bahwa jika suatu masyarakat ingin berfungsi secara efisien, maka
anggotanya harus memiliki sifat yang membuat mereka ingin berbuat sesuai dengan
apa yang harus mereka lakukan sebagai anggota masyarakat. Mereka harus
menghentikan kegiatan mereka secara obyektif
perlu mereka melakukan. Orang dapat dikendalikan dengan mensosialisasikannya
kepada mereka, sehingga mereka menjalankan peran sesuai dengan apa yang
diharapkan.
- Tekanan sosial
Ketika seseorang
mengalami tekanan keinginan dari sebuah masalah maka ini adalah sebuah proses
yang berkisinambungan dan sebagian besar berlangsung tanpa disadari. seseorang
memilih menjadi seorang petani kecil, dan kemudian hanya berpandangan tentang partai
Republik yang baik, namun berbeda ketika Dia mengalami tekanan dari partai ini,
maka Ia akan memiliki haluan yang berbeda dengan pandangannya sebelumnya. Hal
ini akan sama saat keadaan dilakukannya penekanan pada masalah sosial melalui
perubahan paradigma
terhadap masalah tersebut.
Sumber referensi :
Buku
dalam Penulisan Pengertian Masalah Sosial Menurut Para Pakar :
Soerjono
Soekanto, 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Penerbit PT Raja Grafindo Persada :
Jakarta.
a fun job and thank you for the information
BalasHapusEssen Ikan Lele Aroma Pisang